, ,

Kronologi Pimpinan Ponpes di Palopo Tampar Santri-Qori gegara Tak Disalami

oleh -25 Dilihat

Palopo – Dunia pendidikan di Kota Palopo diguncang dengan peristiwa yang menghebohkan. Seorang pimpinan pondok pesantren (ponpes) diduga menampar seorang santri yang dikenal sebagai qori (pembaca Al-Qur’an) karena dianggap tidak memberikan salam kepadanya. Insiden ini memicu reaksi publik, baik di kalangan wali santri maupun masyarakat luas.

Kronologi Kejadian

Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (13/9/2025) usai kegiatan pengajian rutin di ponpes tersebut. Berdasarkan keterangan sejumlah santri, korban yang masih duduk di bangku kelas menengah baru saja selesai melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Namun, saat berjalan melewati pimpinan ponpes, ia disebut tidak menyampaikan salam atau berjabat tangan sebagaimana kebiasaan di pesantren.

Hal tersebut diduga membuat pimpinan ponpes tersinggung. Spontan, ia menegur keras dan menampar pipi santri di hadapan teman-temannya. Insiden ini sontak mengundang perhatian santri lain yang berada di lokasi.

Reaksi Santri dan Wali Murid

Sejumlah santri mengaku terkejut dengan tindakan pimpinannya yang dinilai emosional. Mereka menilai, meskipun tradisi salam dan berjabat tangan adalah bagian dari tata krama pesantren, tindakan kekerasan fisik tidak semestinya dilakukan.

Wali santri pun turut bereaksi. Beberapa orang tua datang ke ponpes menanyakan kejadian sebenarnya dan meminta klarifikasi langsung dari pihak pengurus. “Kami kaget dan tidak menyangka hal seperti ini bisa terjadi. Anak-anak seharusnya dibina dengan kasih sayang, bukan kekerasan,” ujar salah satu wali santri.

Pimpinan Ponpes
Pimpinan Ponpes

Baca juga: Dubes RI untuk Kuwait dan Wagub Sulsel Bahas Ketenagakerjaan hingga Investasi

Klarifikasi Pihak Pesantren

Pihak pesantren akhirnya memberikan keterangan resmi. Melalui juru bicaranya, pengurus ponpes menyebut peristiwa itu merupakan bentuk teguran spontan dan tidak dimaksudkan melukai. Mereka mengakui adanya keterlanjuran sikap, namun memastikan bahwa pimpinan ponpes sudah meminta maaf kepada santri yang bersangkutan.

“Kami memahami keresahan orang tua dan masyarakat. Pimpinan pondok sudah menyampaikan permintaan maaf secara langsung kepada korban dan keluarganya. Kami juga berkomitmen memperbaiki pola pembinaan agar peristiwa serupa tidak terulang,” ujar juru bicara tersebut.

Tanggapan Masyarakat dan Tokoh Agama

Insiden ini memicu perbincangan hangat di media sosial lokal Palopo. Sebagian masyarakat menilai tindakan pimpinan ponpes mencoreng citra lembaga pendidikan Islam, sementara yang lain berpendapat masalah ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan.

Tokoh agama setempat, Ustaz Ahmad, menegaskan pentingnya teladan dalam kepemimpinan pesantren. “Santri adalah generasi penerus umat. Mereka harus dibimbing dengan kelembutan, bukan kekerasan. Keteladanan kiai atau pimpinan pesantren menjadi contoh utama bagi santri,” ujarnya.

Upaya Penyelesaian

Hingga kini, pihak keluarga korban belum menempuh jalur hukum. Mereka masih mengedepankan musyawarah dengan pihak pesantren. Namun, sejumlah lembaga perlindungan anak di Palopo menyatakan siap mendampingi apabila kasus ini berkembang lebih jauh.

Pemerintah Kota Palopo melalui Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama setempat juga menyatakan akan melakukan evaluasi dan pembinaan kepada ponpes agar kejadian serupa tidak terulang.

Indosat

No More Posts Available.

No more pages to load.